Home / Ekonomi /
Ekspor Riau Januari–Oktober 2025 Naik 18,98 Persen, Impor Turun 14,18 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat kinerja ekspor Riau pada periode Januari–Oktober 2025 mencapai US$17,58 miliar atau naik 18,98 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Foto: Dok SM News
RiauAkses.com, Pekanbaru – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat kinerja ekspor Riau pada periode Januari–Oktober 2025 mencapai US$17,58 miliar atau naik 18,98 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Statistisi Ahli Madya BPS Riau, Fitri Hariyanti, Senin (1/12/2025), menyampaikan bahwa kenaikan tersebut terutama ditopang oleh ekspor nonmigas yang meningkat signifikan.
Nilai ekspor nonmigas Riau sepanjang Januari–Oktober 2025 mencapai US$16,64 miliar, meningkat 24,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, ekspor migas justru turun 31,61 persen menjadi US$938,48 juta. Penurunan sektor migas dipengaruhi oleh turunnya ekspor industri pengolahan hasil minyak sebesar 32,48 persen dan ekspor minyak mentah turun 28,96 persen.
“Pertumbuhan ekspor nonmigas menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan total ekspor Riau. Sektor migas justru bergerak terbalik dengan tren penurunan,” jelas Fitri.
Pada Oktober 2025, nilai ekspor Riau tercatat sebesar US$1,77 miliar atau turun 7,79 persen dibanding Oktober 2024. Ekspor nonmigas bulan tersebut mencapai US$1,73 miliar, turun 4,10 persen secara tahunan.
Dari sisi komoditas, lemak dan minyak hewan/nabati menjadi komoditas dengan peningkatan nilai ekspor tertinggi pada Januari–Oktober 2025, yaitu naik US$2,60 miliar atau 37,21 persen. Sebaliknya, komoditas ampas dan sisa industri makanan mengalami penurunan terbesar sebesar 61,97 persen atau setara US$300,33 juta.
Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar dengan nilai US$2,69 miliar, diikuti India US$1,49 miliar dan Malaysia US$1,18 miliar. Total kontribusi ketiganya mencapai 32,31 persen dari keseluruhan ekspor nonmigas Riau.
"Sementara itu, ekspor ke kawasan ASEAN mencapai US$3,08 miliar dan Uni Eropa US$2,00 miliar," jelasnya.
Menurut sektor, ekspor hasil industri pengolahan pada Januari–Oktober 2025 meningkat 24,20 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian naik 24,94 persen.
Fitri menjelaskan bahwa surplus neraca perdagangan nasional Januari–Oktober 2025 mencapai US$16,18 miliar yang berasal dari surplus sektor nonmigas sebesar US$15,37 miliar dan sektor migas US$0,81 miliar. Khusus Oktober 2025, neraca perdagangan mengalami surplus US$1,61 miliar.
Sementara itu, nilai impor Riau pada Januari–Oktober 2025 mencapai US$1,39 miliar, turun 14,18 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Impor nonmigas juga mengalami penurunan 13,45 persen menjadi US$1,27 miliar, sementara impor migas turun 20,97 persen menjadi US$124,73 juta.
Namun, pada Oktober 2025 nilai impor Riau justru naik 11,61 persen menjadi US$158,70 juta dibanding Oktober 2024. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan impor migas sebesar 407,80 persen, sehingga nilai impor migas bulan tersebut mencapai US$34,39 juta. Sebaliknya, impor nonmigas pada Oktober turun 8,21 persen menjadi US$124,31 juta.
Dari sepuluh komoditas impor nonmigas terbesar pada Januari–Oktober 2025, mesin/pesawat mekanik mencatat penurunan terbesar sebesar 55,98 persen atau US$169,81 juta. Komoditas yang mengalami peningkatan tertinggi adalah pupuk yang naik 13,88 persen atau US$34,10 juta.
"Tiongkok menjadi negara pemasok impor nonmigas terbesar dengan nilai US$228,02 juta, disusul Kanada US$206,10 juta dan Vietnam US$118,06 juta. Impor dari kawasan ASEAN mencapai US$378,67 juta dan Uni Eropa sebesar US$155,49 juta," jelasnya.
Pada periode yang sama, impor barang modal turun signifikan sebesar 59,38 persen menjadi US$107,86 juta. Barang konsumsi juga turun 42,78 persen menjadi US$65,49 juta, sementara impor bahan baku/penolong turun 1,94 persen menjadi US$1,22 miliar.
Fitri menegaskan bahwa dinamika ekspor–impor Riau perlu terus dicermati karena berpengaruh langsung terhadap kinerja ekonomi daerah.
“Meski ekspor tumbuh kuat terutama dari sektor nonmigas, pelemahan impor barang modal menunjukkan adanya tantangan pada kegiatan investasi dan industri pengolahan,” ujarnya. (R-05)
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
Sempat Kabur Saat Pesta Narkoba, Seorang Wanita Muda di Kuansing Berhasil Diamankan
RiauAkses.com, Kuantan Singingi - Polsek Kuantan Hilir Polres Kuantan Singingi berhasilPekanbaru Resmi Terapkan Larangan Kantong Plastik, DLHK Maksimalkan Sosialisasi
RiauAkses.com, Pekanbaru – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Lingkungan Hidup308 PNS Riau Terima Satya Lencana Karya Satya dari Presiden Prabowo Subianto
RiauAkses.com, Pekanbaru - Plt Gubernur Riau (Gubri) SF Haryanto menyerahkan Tanda KehormatanCSR BRK Syariah Sangat Berarti Bagi 24 Panti Asuhan di Kampar
RiauAkses.com, Kampar - Bank Riau Kepri Syariah (BRK Syariah) terus menjalankan komitmen sosialnyaDarsini Dorong Pelestarian Budaya Lewat Turnamen Gasing se-Provinsi Riau
RiauAkses.com, Kepulauan Meranti - Gasing bukan sekadar permainan tradisional. Ia adalah denyut







Komentar Via Facebook :