Home / Riau /
Pemkab Meranti Gerak Cepat, Laksanakan Rapat Darurat Soal Krisis Listrik, Kepala ULP PLN : Mesin Baru Diupayakan
Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Muzamil Baharudin, langsung memimpin rapat darurat bersama jajaran Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Selatpanjang. Foto : RiauAkses
RiauAkses.Com, Selatpanjang - Keresahan warga Kepulauan Meranti akhirnya mencapai puncaknya. Pemadaman listrik yang datang silih berganti, tanpa pola yang jelas, mulai merambah setiap sisi kehidupan — dari rumah tangga kecil di sudut desa hingga kota, hingga pelaku usaha yang mengandalkan mesin dan pendingin untuk bertahan hidup.
Suara generator menjadi latar baru di malam-malam Selatpanjang, menggantikan nyanyian jangkrik dan dengung kipas angin yang biasanya menemani warga beristirahat. Masyarakat mulai bertanya-tanya: sampai kapan gelap ini harus bertahan?
Menjawab kegelisahan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti tak tinggal diam. Kamis (23/10/2025) siang, Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Muzamil Baharudin, langsung memimpin rapat darurat bersama jajaran Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Selatpanjang.
Rapat yang digelar di ruang pertemuan kantor bupati itu dihadiri para asisten Setdakab, staf ahli, kepala OPD, kepala bagian, serta Kepala ULP PLN Selatpanjang, Dalie Priasmoro.
Suasana berlangsung tegas namun tetap hangat — penuh tekanan, tapi juga harapan.
“Hampir setiap hari masyarakat mengeluh. Aktivitas mereka terganggu, usaha terguncang, bahkan ibadah pun jadi tidak nyaman. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Muzamil, dengan nada yang mencerminkan kegelisahan warganya.
Muzamil menegaskan, pemerintah daerah akan terus berkoordinasi dengan PLN dan pihak terkait untuk mencari solusi jangka pendek maupun jangka panjang. Ia juga meminta PLN bersikap transparan kepada masyarakat mengenai penyebab gangguan dan langkah penanganannya.
“Kita butuh kejelasan, bukan janji. Masyarakat sudah terlalu lama menunggu,” tambahnya.
Bagi warga Kepulauan Meranti, listrik bukan sekadar soal terang atau gelap. Ia adalah denyut kehidupan — menghidupkan usaha kecil, menerangi ruang belajar anak-anak, dan memberi napas pada aktivitas ekonomi kepulauan yang jauh dari daratan besar.
Dan siang itu, di ruang rapat yang tegang tapi sarat semangat, harapan baru mulai dinyalakan — semoga kali ini, bukan sekadar lampu yang menyala, tapi juga kepercayaan masyarakat yang kembali hidup.
Di tengah raut lelah para pejabat dan perwakilan PLN yang duduk melingkar sore itu, suara Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Muzamil Baharudin, terdengar tegas namun tenang. Ia tak sekadar memimpin rapat — ia sedang menyalakan harapan.
Menurut Muzamil, pemadaman yang berulang kali terjadi telah menimbulkan keresahan luas di tengah masyarakat.
“Pemadaman ini bukan hanya soal listrik padam, tapi juga soal kehidupan warga yang ikut padam,” ujar Muzamil dengan nada prihatin.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti tidak akan membiarkan situasi ini berlarut-larut.
Langkah konkret akan segera diambil demi memastikan suplai listrik kembali stabil dan masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang.
Jika diperlukan, Pemkab bahkan siap turun langsung mendampingi PLN untuk berkoordinasi dengan pihak UP3 Dumai — unit di bawah PLN yang membawahi wilayah kerja Kepulauan Meranti.
“Kami akan terus berkoordinasi dan mendukung penuh pihak PLN. Kalau perlu, kami siap bersama-sama turun langsung ke PLN UP3 Dumai untuk memperkuat komunikasi dan memastikan persoalan ini benar-benar tuntas,” tegas Muzamil, disambut anggukan serius para peserta rapat.
Suasana ruang rapat sore itu berubah. Dari sekadar forum koordinasi menjadi ruang tekad bersama — antara pemerintah daerah dan PLN, antara kepulauan dan daratan besar, antara harapan dan kenyataan yang harus segera dibenahi.
Bagi Muzamil, ini bukan sekadar urusan teknis kelistrikan. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral pemerintah terhadap kenyamanan dan kesejahteraan warganya.
Sebab di Meranti, di mana listrik sering kali padam sebelum malam tiba, terang bukan hanya kebutuhan tapi juga simbol kehadiran negara di pulau-pulau kecil yang sering merasa jauh.
Di balik meja besar, Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Muzamil Baharudin, menatap serius jajaran PLN Selatpanjang. Di hadapannya, Kepala ULP PLN Selatpanjang, Dalie Priasmoro, perlahan menjelaskan penyebab utama gangguan listrik yang belakangan kian sering menghantui warga.
Kepala ULP PLN Selatpanjang itu menjelaskan bahwa gangguan listrik yang terjadi di wilayah Kepulauan Meranti disebabkan oleh berkurangnya kapasitas daya akibat beberapa mesin pembangkit mengalami kerusakan.
Menurutnya, saat ini daya listrik yang tersisa hanya sekitar 7,8 megawatt, jumlah yang dinilai belum mampu mengakomodir kebutuhan kelistrikan masyarakat di wilayah tersebut. Sementara itu, beban puncak konsumsi listrik mencapai 12,8 megawatt, sehingga terjadi defisit daya sekitar 5 megawatt.
“Karena kekurangan pasokan daya itu, kami terpaksa melakukan pemadaman bergilir di beberapa wilayah. Kondisi ini memang tidak ideal, tetapi harus dilakukan agar sistem tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan lebih parah,” jelas Dalie.
“Empat unit mesin pembangkit kita sedang dalam tahap pemeliharaan besar-besaran,” ungkap Dalie lagi, membuka penjelasan.
Tiga di antaranya, lanjutnya, ditargetkan akan kembali normal pada akhir Oktober ini. Namun, satu unit lainnya masih membutuhkan waktu lebih lama untuk diperbaiki.
“Kemungkinan baru selesai pada Desember mendatang,” tambahnya dengan nada hati-hati.
Penjelasan itu menjadi semacam napas lega, meski belum sepenuhnya menenangkan. Masyarakat Kepulauan Meranti, yang sudah berbulan-bulan hidup dalam ketidakpastian pasokan listrik, tentu berharap janji itu segera menjadi kenyataan.
Dalie tak menampik, kondisi saat ini memang sulit. Dengan kapasitas mesin yang berkurang, PLN Selatpanjang harus berjibaku menjaga stabilitas pasokan listrik. “Kami terus berupaya mengoptimalkan mesin yang masih beroperasi dan melakukan langkah teknis agar pemadaman bisa diminimalkan,” jelasnya.
Namun di balik keterbatasan itu, Dalie mengaku terus berkoordinasi secara senyap dengan pihak-pihak di atasnya. Ia menekan, mendesak, bahkan menunggu keputusan penting dari pusat untuk mempercepat pengadaan mesin baru. Tapak untuk mesin itu, katanya, sudah disiapkan.
“Slow respon dulu, sembari koordinasi tim. Mudah-mudahan ada kabar baik setelah ini,” ujarnya singkat, namun penuh harap.
Rapat itu menjadi sinyal kuat bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti kini turun langsung mengawal masalah kelistrikan — masalah yang selama ini menjadi sumber keluhan dan keresahan utama masyarakat di pulau-pulau kecil.
Muzamil yang duduk di ujung meja menutup pertemuan dengan pernyataan tegas.
“Kita tidak mau masyarakat terus resah. Semua pihak harus bergerak cepat. Tidak ada alasan untuk menunggu lama,” tegasnya.
Ucapan itu disambut anggukan setuju. Dalam ruangan itu, antara pemerintah dan PLN, antara harapan dan kenyataan, lahir komitmen baru: memastikan Kepulauan Meranti tidak lagi hidup dalam gelap. (R-04)
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan: PLN Rayakan HLN ke-80 dan Semangat Hari Sumpah Pemuda melalui Program Light Up The Dream
RiauAkses.Com, Jambi - Dalam semangat peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-80 danSutikno Dilantik Jadi Kajati Riau, Jaksa Agung: Kajati-Kajari yang Minim Penanganan Korupsi Langsung Dievaluasi!
RiauAkses.Com, Jakarta - Jaksa Agung Republik Indonesia, ST Burhanuddin, resmi melantikMesin Kapal Mati di Tengah Laut Perairan Kepulauan Meranti, 90 Santri Dievakuasi Basarnas
RiauAkses.Com, Selatpanjang - Tim Basarnas Pekanbaru mendapatkan laporan adanya kondisiAgung Nugroho Pastikan Tahun Depan Tak Ada Lagi Kepala Sekolah Berstatus Plt
RiauAkses.Com, Pekanbaru - Walikota Pekanbaru Agung Nugroho memastikan puluhan jabatan kepalaKasus Dugaan Perzinahan Perwira dengan Istri Polisi di Rokan Hulu Segera Disidangkan
RiauAkses.Com, Rohul - Skandal perselingkuhan yang sempat menggemparkan Kabupaten Rokan Hulu







Komentar Via Facebook :