Home / Riau /
Kunjungan Gubernur dan Kapolda Riau: Kepulauan Meranti Jadi Melting Pot Pertama Kebangkitan Satkamling
Kunjungan Gubernur Riau dan Kapolda Riau ke Kepulauan Meranti. Foto: SM News
RiauAkses.com, Kepulauan Meranti - Setelah sempat dikabarkan sakit, Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid akhirnya kembali pulih. Rabu (10/9/2025), ia pun dijadwalkan turun langsung ke Kabupaten Kepulauan Meranti, kunjungan kerja yang sudah lama dinanti-nanti masyarakat.
Kehadirannya kali ini terasa spesial, sebab sebelumnya Gubri dijadwalkan hadir bersama rombongan Forkopimda pada Selasa (9/9/2025), namun batal karena kondisi kesehatannya. Kini, masyarakat Meranti akhirnya bisa menyambut langsung pemimpin nomor satu di Bumi Lancang Kuning itu.
Kali ini, Gubri tidak datang sendiri. Ia didampingi Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan SIk MH, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Riau Muhammad Arif Setiawan MT, serta sejumlah pejabat teras provinsi lainnya.
Menyambut kedatangan itu, jajaran pimpinan daerah ikut hadir seperti Bupati Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar, Wakil Bupati Muzamil Baharuddin, Ketua DPRD H. Khalid Ali, Kajari Ricky Makado SH MH, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Aldi Alfa Faroqi SH SIK MH, hingga Wakil Ketua DPRD Antoni Shidarta. Tampak pula Perwira Penghubung Kodim 0303 Bengkalis, Danposal Selatpanjang, kepala OPD, dan masyarakat yang antusias memanfaatkan momen ini.
Dalam kunjungannya, Abdul Wahid tampil sehat walafiat, menandakan dirinya siap kembali beraktivitas di lapangan. Sejumlah agenda telah disiapkan, mulai dari meninjau proyek pembangunan, memantau pos kamling, menyerahkan bantuan, hingga melihat langsung kondisi jembatan yang menjadi harapan masyarakat.
Deru baling-baling helikopter terdengar jelas saat rombongan Gubernur Riau, Abdul Wahid, mendarat di halaman Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Rabu (10/9/2025) sekitar pukul 11.50 WIB. Dari Pekanbaru, perjalanan udara itu memakan waktu kurang lebih 50 menit. Begitu turun, suasana hangat penyambutan sudah menanti, mulai dari jajaran pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat yang berbondong ingin melihat langsung kehadiran orang nomor satu di Riau.
Tanpa banyak basa-basi, rombongan langsung menuju Jalan Bambu, RT 01 RW 04 Dusun Arja Sari, Desa Alah Air Timur. Di sana berdiri sebuah Pos Kamling yang dulunya pernah mengharumkan nama desa karena berhasil meraih juara 2 tingkat kabupaten. Kini, pos sederhana itu kembali menjadi sorotan setelah dipilih sebagai lokasi pengecekan pertama Gubernur dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Meranti.
Di hadapan warga, Abdul Wahid menegaskan komitmennya untuk segera mengeluarkan surat edaran kepada seluruh wali kota dan bupati se-Riau. Isinya, instruksi agar setiap daerah kembali mengaktifkan pos-pos kamling di wilayahnya. “Satkamling bukan hanya tempat ronda, tapi simbol kebersamaan masyarakat menjaga lingkungannya sendiri,” ujarnya.
Kebijakan ini tak berdiri sendiri. Ia merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang mendorong pengaktifan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) serta optimalisasi peran Satlinmas. Harapannya, ketenteraman dan ketertiban umum di tingkat desa maupun kelurahan dapat lebih terjaga melalui kekuatan gotong royong masyarakat.
Bagi Kepulauan Meranti, momen ini terasa istimewa. Daerah termuda di Riau itu dipilih sebagai lokasi pertama yang dikunjungi Gubernur bersama Kapolda dalam upaya memastikan gerakan Siskamling berjalan optimal. Kentongan yang tergantung di pos ronda itu seakan menjadi penanda: semangat keamanan berbasis warga sedang dibangkitkan kembali dari Meranti untuk seluruh Riau.
Usai meninjau Poskamling di Dusun Arja Sari, Gubernur Riau Abdul Wahid melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya dengan menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat di Halaman Kantor Desa Alah Air Timur.
Di hadapan warga, ia memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau BS-KAT dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau sebesar Rp 1.100.000 kepada tiga penerima. Tak hanya itu, simbolis bantuan delapan rumah layak huni juga diserahkan, disusul santunan untuk 20 anak yatim yang membuat suasana kian haru.
Namun, perhatian utama tetap tertuju pada pengaktifan kembali pos keamanan lingkungan. Wahid menegaskan, dirinya telah berdiskusi bersama Kapolda Riau, dan hasilnya disepakati bahwa seluruh pos kamling di desa-desa harus kembali dihidupkan.
“Kita tadi sudah meresmikan Poskamling, dan ini merupakan inisiasi Pak Kapolda agar keamanan kita tercipta dengan baik di tengah masyarakat. Keamanan ini 50 persen modal dasar kita membangun. Kalau masyarakat sudah merasa aman, maka kehidupan yang damai akan lahir dengan sendirinya,” ucap Wahid.
Ia mengingatkan kembali masa ketika pos ronda bukan hanya sekadar bangunan kecil di sudut kampung, melainkan pusat interaksi sosial yang membuat warga saling mengenal. “Dahulunya Poskamling ini hidup di tengah masyarakat, tapi sekarang seakan-akan dilupakan. Karena itu kita upayakan lagi agar dihidupkan kembali,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya rasa aman yang tumbuh dari kebersamaan. “Supaya antarwarga saling tahu siapa yang datang, siapa yang keluar, dan siapa yang masuk di kampungnya. Dengan begitu semua terdata, tercipta rasa aman—dari kita, untuk kita, oleh kita. Oleh karena itu, kami minta kepada Pak Bupati untuk mengaktifkan kembali pos kamling mulai dari desa, RT, hingga RW,” tukas Wahid.
Selanjutnya Gubernur Riau Abdul Wahid dengan suara tenang namun penuh empati, ia mengabarkan kabar duka yang tengah menyelimuti Kapolda Riau yang disebut sedang berduka karena kehilangan seekor anak gajah bernama Tari, yang selama ini dikenal sebagai adik angkat dari gajah jinak Domang di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Kabar ini menambah nuansa haru dalam pertemuan bersama masyarakat.
Di hadapan warga, Wahid juga tak lupa menyampaikan permintaan maafnya. Ia mengakui seharusnya kunjungan ke Kepulauan Meranti telah diagendakan lebih awal, namun kondisi kesehatan membuatnya harus tertunda.
“Selasa lalu sebenarnya sudah diagendakan, tapi karena kondisi saya kurang fit, saya minta dirawat di rumah sakit satu hari. Alhamdulillah sekarang sudah pulih, maka kunjungan ini bisa dilaksanakan hari ini,” ujarnya, disambut tepuk tangan warga yang telah menanti.
Lebih dari sekadar kunjungan, kehadiran Wahid kali ini membawa pesan kuat tentang komitmen menghadirkan keadilan sosial melalui pembangunan. Ia mengungkap fakta yang selama ini menjadi tantangan besar dimana Kepulauan Meranti masih menjadi daerah dengan garis kemiskinan tertinggi di Riau.
“Maka sesuai dengan komitmen Pak Kapolda dalam program Jelajah Riau, hari ini kita hadir memberikan bantuan kepada masyarakat miskin berupa rumah layak huni. Kita tahu, kemiskinan paling banyak berada di pesisir pantai dan pinggir-pinggir sungai,” tegas Wahid.
Dengan nada penuh kesungguhan, Wahid menjelaskan bahwa kondisi geografis Kepulauan Meranti yang berpulau dan bertanah gambut memang membuat pembangunan tak semudah daerah lain. Biaya tinggi, akses sulit, dan infrastruktur terbatas menjadi faktor penghambat utama.
“Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen agar Kepulauan Meranti keluar dari garis kemiskinan. Akses ekonomi harus dibuka—jalan, jembatan, dan infrastruktur lain adalah kuncinya,” ucapnya mantap.
Komitmen itu tidak hanya sekadar kata. Wahid menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan segera menuntaskan pembangunan Jembatan Panglima Sampul di Kecamatan Tebingtinggi Barat yang rubuh, serta Jembatan Selat Akar di Kecamatan Tasik Putripuyu.
“Makanya tadi saya minta Pak Arif, Kepala Dinas PUPR, agar pada tahun 2026 Jembatan Panglima Sampul sudah selesai. Setelah itu, kita lanjutkan dengan Jembatan Selat Akar dan penyelesaian Jalan Alai–Mengkikip, karena akses inilah yang akan membuka pasar dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Suasana hening sejenak saat ucapan itu mengalun. Di tengah segala keterbatasan, harapan baru seolah tumbuh—bahwa Kepulauan Meranti tak selamanya berada dalam garis kemiskinan, dan bahwa pembangunan akan benar-benar hadir menyentuh kehidupan rakyat kecil di ujung negeri.
Suasana pertemuan di Kepulauan Meranti semakin hangat ketika Gubernur Riau Abdul Wahid kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat kecil. Setelah berbicara tentang infrastruktur dan kemiskinan, kali ini ia menyinggung soal harga bahan pokok serta masa depan pendidikan anak-anak Meranti.
“Kita sudah menggelar pasar murah agar harga bisa lebih terjangkau dan stabil,” ungkap Wahid, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan kebutuhan pokok masyarakat di tengah naik-turunnya harga di pasaran.
Tak berhenti di situ, ia juga menyoroti keterbatasan akses pendidikan tingkat menengah di banyak desa.
“Kita tahu tidak semua desa ada sekolah tingkat SMA. Ke depan, bagaimana SMA-SMA ini bisa menampung anak-anak Meranti sehingga bukan hanya SD dan SMP saja, tetapi juga SMA. Termasuk tadi, rumah layak huni juga akan kita dorong,” jelasnya.
Wahid kemudian mengaitkan kebutuhan rumah layak huni dengan program nasional tiga juta rumah yang dicanangkan Presiden. Ia berharap Kepulauan Meranti bisa menjadi salah satu penerima manfaat yang signifikan.
“Dalam program tiga juta rumah, mudah-mudahan Meranti mendapat porsi yang besar. Saya hampir tiap minggu, tiap bulan, terus mengkroscek program-program yang kita usulkan. Bahkan kemarin saya dan Pak Arif Kepala Dinas PUPR baru pulang dari Jakarta bertemu Dirjen Bina Marga, memastikan agar usulan kita masuk dalam program nasional. Yang paling penting adalah data—jangan sampai yang menerima bantuan justru keluarga yang sama atau yang tidak layak. Data harus valid, supaya benar-benar masyarakat miskin yang kita bantu bisa keluar dari garis kemiskinan,” tegas Wahid.
Lebih jauh, Gubernur juga membeberkan adanya program bantuan pendidikan yang telah disiapkan pemerintah provinsi untuk tahun 2025. Dengan anggaran Rp5,2 miliar, bantuan itu ditujukan bagi siswa kurang mampu, termasuk anak-anak dari suku adat terpencil. Total penerima mencapai 4.785 jiwa, di antaranya 268 siswa berasal dari Kepulauan Meranti.
“Harapan kami, bantuan ini bisa menjadi stimulus agar anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa tetap bersekolah seperti anak-anak lain. Pemerintah Provinsi Riau akan terus bersinergi dengan Baznas dan pemerintah kabupaten, supaya tidak ada lagi anak Meranti yang terhalang mengejar cita-citanya hanya karena persoalan biaya,” pungkas Wahid.
Di balik kalimat-kalimatnya, tersirat pesan bahwa pembangunan bukan hanya soal jalan, jembatan, dan infrastruktur, melainkan juga tentang memberi kesempatan yang sama bagi setiap anak untuk bermimpi dan menggapai masa depan yang lebih baik.
Di sela-sela kunjungan itu, ada satu momen yang cukup menyita perhatian. Kapolda Riau mengajak seluruh rombongan menanam pohon sebagai simbol kebangkitan semangat baru. Bagi Gubernur Riau Abdul Wahid, langkah sederhana namun sarat makna itu bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah gagasan besar yang visioner.
“Gerakan menanam pohon yang diinisiasi Kapolda ini merupakan bentuk Green Policing yang cukup visioner. Apalagi kita tahu, Riau sebelumnya kerap dikenal sebagai daerah dengan catatan deforestasi,” ujar Wahid.
Ia menekankan, kegiatan penghijauan ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai gerakan seremonial pejabat, melainkan mampu mengakar kuat di masyarakat. Menurutnya, jika gerakan menjaga lingkungan tumbuh menjadi kesadaran kolektif, maka masa depan Riau akan lebih hijau dan berkelanjutan.
“Ke depan, harapan kita, ini bukan hanya gerakan para pejabat, tapi juga masyarakat. Agar bersama-sama menjaga lingkungan, karena kelestarian alam adalah warisan untuk anak cucu kita,” tambahnya dengan nada penuh harap.
Siang itu suasana di Kepulauan Meranti terasa berbeda. Kehadiran Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan SIk MH menjadi titik awal kebangkitan kembali semangat menjaga keamanan lingkungan. Di hadapan warga, Kapolda menegaskan bahwa salah satu kunci terciptanya rasa aman adalah menghidupkan kembali Satkamling atau pos kamling yang dulu begitu lekat dalam keseharian masyarakat.
“Satkamling adalah kekuatan kita untuk menjaga daerah masing-masing. Ini bentuk kolaborasi antara aparat keamanan dengan komunitas sosial, terutama lingkup RT dan RW. Bersama-sama kita bisa menyortir siapa yang datang, siapa yang keluar, sekaligus membangun rasa aman dan motivasi di internal masyarakat,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Menurut Kapolda, keamanan bukan sekadar soal ketertiban sosial, melainkan juga fondasi bagi tumbuhnya investasi dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Karena itulah, Kepulauan Meranti dipilih sebagai daerah pertama untuk memulai gerakan pengaktifan kembali Satkamling.
“Kalau keamanan terjaga, iklim investasi dan pembangunan ekonomi akan berjalan. Meranti ini tempat pertama, melting pot kita semua, untuk menyalakan kembali semangat Satkamling. Keamanan bukan milik saya, bukan milik gubernur, tapi milik kita semua,” tegasnya.
Kapolda juga mengungkapkan bahwa ke depan pihaknya akan memberikan motivasi bagi seluruh kepala Satkamling di desa-desa, agar semangat menjaga keamanan ini dapat terus hidup. Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya nilai gotong royong, keterbukaan menerima masukan, hingga kepedulian menjaga alam dan lingkungan.
“Kalau kita sudah tertib, disiplin, saling berbagi, saling memberi masukan, maka keamanan tidak hanya untuk sosial saja, tapi juga untuk menjaga alam agar tercipta harmoni,” katanya, sembari menyebut kegiatan penanaman pohon yang turut dilakukan sebagai simbol keseimbangan.
Tak lupa, Kapolda menyampaikan terima kasih kepada Gubernur, Bupati Kepulauan Meranti, serta seluruh tokoh yang telah mendukung langkah ini. Ia pun berharap sinergi keamanan dan kepedulian lingkungan bisa menjadi budaya baru di Riau.
“Mudah-mudahan kolaborasi ini berlanjut. Jika kita sudah menjadikan penanaman pohon sebagai karakter, stigma negatif terhadap Riau sebagai pengekspor asap akan hilang. Insyaallah nanti juga akan lahir gerakan-gerakan hijau lainnya. Maka mari kita kuatkan komunikasi, berkolaborasi demi terwujudnya masyarakat Riau yang adil dan makmur,” pungkasnya. (R-01)
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
Satpol PP Pekanbaru Mulai Periksa Izin Tempat Hiburan Malam
RiauAkses.com, Pekanbaru - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru, mulaiAnak Gajah yang Diadopsi Kapolda Riau Mati Mendadak
RiauAkses.com, Pelalawan - Kabar duka datang dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Seekor anakMeresahkan Masyarakat, Gubri Wahid Respon Cepat Permasalahan Kabel Semrawut di Jembatan Siak I
RiauAkses.com, Pekanbaru - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid meninjau langsung kondisi JembatanHarga Komoditi Pangan di Pekanbaru Relatif Stabil
RiauAkses.com, Pekanbaru - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru,Jaga Kondusifitas Daerah, Sekda Riau Minta Penyampaian Aspirasi Tidak Anarkis
RiauAkses.com, Pekanbaru - Dalam upaya menjaga kondusifitas daerah, Sekretaris Daerah (Sekda)







Komentar Via Facebook :