https://www.riauakses.com

  • Beranda
  • Pilihan
  • Riau
  • Lancang Kuning
    • Pekanbaru
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Kampar
    • Siak
    • Indragiri Hulu
    • Indragiri Hilir
    • Rokan Hulu
    • Rokan Hilir
    • Pelalawan
    • Kuantan Singingi
    • Kepulauan Meranti
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Politik
  • Hukum
  • Dunia
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Sumber Daya Alam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Video

  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Tentang
  • Pedoman
  • Redaksi

https://www.riauakses.com

Iklan Atas

https://www.riauakses.com

  • ";
  • Riau
  • Lancang Kuning
    • Pekanbaru
    • Dumai
    • Bengkalis
    • Kampar
    • Siak
    • Indragiri Hulu
    • Indragiri Hilir
    • Rokan Hulu
    • Rokan Hilir
    • Pelalawan
    • Kuantan Singingi
    • Kepulauan Meranti
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Politik
  • Hukum
  • Dunia
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Sumber Daya Alam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Video

Terbaru

Trending

Pilihan

Video

Home / Hukum /

Tangis di Ujung Parang: Remaja SMA di Kepulauan Meranti Tewas Ditebas Pamannya,  Alasannya Sepele Karena Merasa Disepelekan

Rabu, 23 Juli 2025 | 15:16 WIB  
Editor : Raya Desmawanto
Tangis di Ujung Parang: Remaja SMA di Kepulauan Meranti Tewas Ditebas Pamannya,  Alasannya Sepele Karena Merasa Disepelekan

Barang bukti yang digunakan HAR alias Asang (37) tersangka pembunuhan keponakannya sendiri di Dusun Rintis, Desa Renak Dungun, Kecamatan Pulau Merbau. Foto: SM News

RiauAkses.com, Kepulauan Meranti - Di Dusun Rintis, Desa Renak Dungun, Kecamatan Pulau Merbau, tanah masih basah oleh embun malam yang turun. Namun lebih dari sekadar basah, desa kecil yang tenang itu mendadak berguncang oleh darah — darah seorang remaja bernama Jesen (17), siswa kelas XII IPS 1 SMAN 1 Pulau Merbau, yang tewas mengenaskan di tangan pamannya sendiri.

Minggu pagi, 20 Juli 2025, seharusnya menjadi waktu santai di rumah. Namun bagi Jesen, hari itu adalah akhir dari segalanya. Tubuhnya ditemukan bersimbah darah. Paha koyak, jari-jari nyaris putus, dan kepala robek lebar akibat bacokan bertubi-tubi. Parang panjang yang diayunkan berkali-kali membuat remaja ramah dan aktif itu tak punya kesempatan menyelamatkan diri. Pelakunya bukan orang asing. Bukan perampok. Bukan orang luar. Tapi pamannya sendiri — HAR alias Asang (37).

Motifnya? Awalnya seperti misteri yang menggantung. Namun tiga hari setelah kejadian, dalam Press Release Polres Kepulauan Meranti yang digelar Rabu, 23 Juli 2025, misteri itu mulai terkuak. Dalam konferensi pers yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Aldi Alfa Faroqi, S.H., S.I.K., M.H, bersama jajaran Satreskrim, diungkaplah rangkaian tragis dan emosi tersumbat yang menjadi pemicu pembantaian itu.

Pagi itu, sekitar pukul 08.40 WIB, pelaku memanggil Jesen dari pondoknya. "Jesen, Jesen..." Namun panggilan itu tak direspons. Bukannya bersabar, Asang justru meledak dalam amarah. Ia membawa sebilah parang panjang dan berjalan ke rumah korban, berniat membunuh Ato, teman Jesen, yang disebut-sebut menjadi sasaran awal. Namun sesampainya di rumah, Ato telah pergi. Yang ada hanya Jesen, duduk di sudut rumah, di tempat mereka biasa karaoke.

Dengan nada keras, Asang bertanya, "Jesen, mana si Ato?"
"Udah pulang," jawab Jesen datar. Tapi itu cukup untuk memantik emosi yang meledak.

Dalam hitungan detik, parang pun terayun. Berkali-kali. Tanpa ampun. Kepala, tangan, kaki — semua menjadi sasaran. Bahkan setelah Jesen terkapar tak sadarkan diri, bacokan masih terus dilayangkan.

Kapolres menjelaskan bahwa motif pelaku adalah rasa sakit hati yang memuncak. Pelaku merasa dipinggirkan dan tidak dihargai oleh Jesen — seorang keponakan yang dianggapnya mulai bersikap acuh, menolak bantuannya, dan seperti menjauh. Luka-luka batin yang tak pernah diungkap itu akhirnya menjelma menjadi amarah mematikan.

 

Tragedi ini menjadi lebih mengiris karena pelaku adalah adik kandung ayah korban. Dalam sebuah keluarga kecil, di sebuah dusun terpencil, kebencian yang dipendam dan konflik yang tak terselesaikan justru meledak tanpa kontrol — dan menelan nyawa seorang anak muda yang baru akan menapaki masa depan.

Dusun Rintis kini berkabung. Sekolah kehilangan siswanya yang ramah dan aktif. Orang tua kehilangan anak, dan keluarga terpecah oleh luka yang tak bisa disembuhkan hukum sekalipun. Tragedi ini tak hanya membuka mata tentang pentingnya komunikasi dan pengelolaan emosi dalam keluarga, tetapi juga menyoroti minimnya pengawasan terhadap konflik dalam komunitas sosial tertutup.

Meski penyelidikan cepat dilakukan oleh Polres Meranti dan pelaku telah diamankan, pertanyaan besar masih menggantung di udara desa itu:
Seandainya amarah bisa dicegah, seandainya luka hati bisa didengar lebih awal — akankah Jesen masih hidup hari ini?

Di sisi lain, pelaku HAR uang telah diamankan pihak kepolisian dan dijerat pasal berat, termasuk pembunuhan berencana dan kekerasan terhadap anak. Tapi apapun vonis nanti, itu tak akan bisa mengembalikan Jesen. Tak bisa menenangkan hati seorang ibu, atau menyembuhkan luka di jiwa teman-temannya

Kini, HAR harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Ia dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, yang bisa diancam dengan hukuman mati, penjara seumur hidup, atau dua puluh tahun penjara. Tak hanya itu, karena korban adalah anak di bawah umur, pasal lain turut menjerat: Pasal 80 Ayat (3) UU No. 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara dan denda hingga Rp 3 miliar.

Sebelumnya, adanya informasi awal yang diterima Tim Opsnal Satreskrim Polres Meranti menyebutkan bahwa terjadi penganiayaan berat di Renak Dungun. Tanpa menunda waktu, Kasat Reskrim, AKP Roemin Putra memerintahkan penangkapan. Tim yang dipimpin Aipda T. Erick Ghazali bersama Bhabinkamtibmas langsung bergerak ke lokasi kejadian.

Sekitar pukul 11.00 WIB, di Tempat Pemakaman Umum Desa Renak Dungun, tim berhasil mengamankan HAR. Tak ada perlawanan. Ia diam, pasrah, ditundukkan rasa bersalah atau mungkin penyesalan yang terlambat.

Barang bukti berupa satu buah parang panjang, sehelai baju merah, dan celana pendek hitam motif garis putih, turut diamankan dan kini menjadi bagian dari penyelidikan intensif.

 

Kasus ini menyisakan duka mendalam bagi warga Desa Renak Dungun. Di sekolahnya, bangku Jesen kini kosong. Ia takkan lagi hadir dalam upacara Senin pagi atau canda di ruang kelas. Masyarakat berharap keadilan bisa ditegakkan dan tragedi serupa tak terulang.

Sebelumnya juga, setelah tubuhnya bersimbah darah, warga bergegas membawanya ke Selatpanjang menggunakan speedboat. Deru mesin memecah keheningan laut, harapannya satu yakni agar Jesen bisa diselamatkan. Tapi luka di kepala terlalu dalam. Darah tak henti mengalir. Di tengah perjalanan menuju RSUD Kepulauan Meranti, napas Jesen perlahan berhenti. Ia meninggal sebelum sempat mendapat pertolongan medis.

Kini, kampung kecil itu diselimuti kabut duka. Seorang pelajar yang masih belia, anak dari suku Akit yang penuh kebaikan, harus pulang ke tanah lebih cepat dari seharusnya. Di pelupuk mata keluarga dan teman-temannya, tak ada lagi kata selain air mata dan tanya—mengapa ini bisa terjadi?

Jenazah Jesen telah dikebumikan di tanah leluhurnya. Tanah yang dulu ia pijak dengan riang, kini akan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.

Jesen telah pergi, namun namanya akan tetap hidup di hati orang-orang yang mencintainya. Di setiap derai angin kampung, di bangku kosong ruang kelas, dan di kenangan masa muda yang dipatahkan oleh parang berdarah. (R-01)


TOPIK TERKAIT

# Pembunuhan# Paman Bunuh Ponakan# Kepulauan Meranti# RiauAkses.com
Komentar Via Facebook :

BERITA TERKAIT

  • Kabel Melintang, Nyawa Melayang: Setelah 24 Jam Berjuang, Korban Tersangkut Kabel Internet di Selatpanjang Tutup Usia

    Riau•
    Rabu, 23/07/2025 | 14:14 WIB
    RiauAkses.com, Kepulauan Meranti - Selasa pagi itu, Elvia Agustina (51) tampak seperti ibu rumah
  • Sebagian Wilayah Riau Akan Diguyur Hujan Hari Ini

    Riau•
    Rabu, 23/07/2025 | 13:01 WIB
    RiauAkses.com, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru
  • Polisi Ringkus Kurir 25 Kg Sabu, Pelaku Sempat Kabur

    Hukum•
    Rabu, 23/07/2025 | 12:57 WIB
    RiauAkses.com, Pelalawan  – Tim Opsnal Subdit I Direktorat Reserse Narkoba
  • Hadapi Karhutla, BNPB Gelontorkan Rp165 Ribu/Hari untuk Personel Satgas Darat Riau

    Riau•
    Selasa, 22/07/2025 | 13:55 WIB
    RiauAkses.com, Pekanbaru - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI
  • Mengenang Gugurnya Pratu Wahyudi: Pengorbanan di Tengah Amuk Karhutla Riau

    Riau•
    Selasa, 22/07/2025 | 12:54 WIB
    RiauAkses.com, Pekanbaru  - Pada Agustus 2016, Riau dilanda musibah kebakaran hutan dan lahan
Banner Ramadhan TAF - P07

TRENDING

  • UMK dan UMP Riau Tahun 2026 Resmi Ditetapkan, Ini Rinciannya

    UMK dan UMP Riau Tahun 2026 Resmi Ditetapkan, Ini Rinciannya

    Selasa, 23/12/2025 | 19:58 WIB
  • 1 Orang Tewas Belasan Luka, Hotel New Hollywood Pekanbaru Terbakar

    1 Orang Tewas Belasan Luka, Hotel New Hollywood Pekanbaru Terbakar

    Sabtu, 20/12/2025 | 20:28 WIB
  • Danantara Bersama BUMN Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Pemulihan Pascabencana di Aceh

    Danantara Bersama BUMN Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Pemulihan Pascabencana di Aceh

    Sabtu, 20/12/2025 | 00:05 WIB
  • Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang Naik Tipis 3 Sentimeter Pagi Ini

    Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang Naik Tipis 3 Sentimeter Pagi Ini

    Sabtu, 20/12/2025 | 11:11 WIB
  • Ketua DPRD Riau: Penanganan TNTN Butuh Dukungan Bersama

    Ketua DPRD Riau: Penanganan TNTN Butuh Dukungan Bersama

    Senin, 22/12/2025 | 17:00 WIB
  • Polisi Selidiki Kebakaran Hotel New Hollywood Pekanbaru yang Tewaskan 1 Orang

    Polisi Selidiki Kebakaran Hotel New Hollywood Pekanbaru yang Tewaskan 1 Orang

    Senin, 22/12/2025 | 08:45 WIB
  • Kapolda Riau Resmikan MPP Presisi dan Letakkan Batu Pertama Pembangunan Klinik Polres Rohil

    Kapolda Riau Resmikan MPP Presisi dan Letakkan Batu Pertama Pembangunan Klinik Polres Rohil

    Senin, 22/12/2025 | 18:38 WIB
  • Besok, 2.505 PPPK Paruh Waktu Pemprov Riau Dilantik

    Besok, 2.505 PPPK Paruh Waktu Pemprov Riau Dilantik

    Selasa, 23/12/2025 | 20:52 WIB
Banner STMIK In Pekanbaru - P09
    • Ikuti Kami di:



  • Disclaimer     Kontak Kami     Tentang     Pedoman     Redaksi    

    RiauAkses.com - All Right Reserved
    Desain by : Aditya