Home / Riau /
Kabel Melintang, Nyawa Melayang: Setelah 24 Jam Berjuang, Korban Tersangkut Kabel Internet di Selatpanjang Tutup Usia
Elvia Agustina (51), korban tersangkut kabel jaringan internet yang melintang rendah di tengah jalan. Foto: SM News
RiauAkses.com, Kepulauan Meranti - Selasa pagi itu, Elvia Agustina (51) tampak seperti ibu rumah tangga pada umumnya — penuh kasih dan kesibukan kecil yang sederhana. Ia mengendarai sepeda motor matik, membawa makanan yang tampaknya ia siapkan untuk keluarga tercinta. Jalur yang ia tempuh di Jalan Handayani, Kelurahan Selatpanjang Timur, bukanlah jalan asing baginya. Tapi takdir berkata lain.
Sekitar pukul 10.00 WIB, roda motornya masih melaju, hingga tiba-tiba lehernya tersangkut kabel jaringan internet yang melintang rendah di tengah jalan. Tarikan mendadak itu melemparkan tubuh Elvia dari motor. Helm yang sebelumnya melindungi kepalanya, terlepas. Benturan keras di kepala bagian kanan tak terelakkan. Darah mengalir deras, dan Elvia tak sadarkan diri.
Ia dilarikan warga ke RSUD Kepulauan Meranti. Di ruang HCU, tubuhnya terbaring lemah. Selama 24 jam penuh, harapan masih digantungkan pada tiap tarikan napasnya. Suami dan dua anaknya menanti kabar baik, sementara keluarga bersiap untuk merujuknya ke Pekanbaru demi perawatan lanjutan.
Namun Tuhan berkehendak lain. Pada Rabu, 23 Juli 2025 pukul 13:10 WIB, Elvia menghembuskan napas terakhirnya. Suasana duka menyelimuti ruang rumah sakit. Perjuangan hidup seorang ibu pun usai di ruang yang sunyi — ruang tempat harapan sempat digantungkan tinggi, namun perlahan meredup.
Jenazahnya segera dibawa ke rumah duka di Jalan Sumber Sari, Kelurahan Selatpanjang Timur. Di sana, suami dan dua anak yang ditinggalkan hanya bisa menggenggam kenangan — tentang seorang ibu yang setiap paginya sibuk menyiapkan makanan, tentang seorang istri yang diam-diam menyimpan kekuatan besar dalam kelembutannya.
Kejadian ini bukan hanya tragedi pribadi. Ini adalah tamparan keras bagi semua pihak tentang bahaya kabel-kabel jaringan yang dipasang sembarangan. Tentang bagaimana satu kelalaian kecil bisa mencabut satu nyawa, menghancurkan satu keluarga.
Kini, Elvia telah tiada. Tapi kisahnya meninggalkan pesan yang tak boleh diabaikan: keamanan publik adalah hak setiap warga, dan kelalaian sekecil apapun bisa berakhir menjadi kehilangan yang besar.
Sebelumnya diberitakan, seorang saksi mata, Mhd Isaemiy (58), warga Desa Alahair, mengenang detik-detik itu dengan ngeri.
"Korban langsung jatuh, helmnya terlepas, dan kepalanya membentur aspal. Darah mengalir deras, dia tidak sadarkan diri," ucap Isaemiy yang saat itu berada tak jauh dari lokasi.
Warga yang tergugah oleh teriakan dan insiden mendadak itu segera memberikan pertolongan. Dengan sigap, mereka membawa Elvia menggunakan becak motor menuju RSUD Kepulauan Meranti di Jalan Dorak.
Peristiwa ini menampar kesadaran publik akan bahaya instalasi kabel internet yang sembarangan. Kabel yang semestinya tersembunyi dan aman, justru menjadi jerat maut di jalanan umum. Warga pun mendesak pihak berwenang dan penyedia jasa internet untuk segera menyelidiki insiden ini dan mengevaluasi pemasangan kabel-kabel tersebut agar tragedi serupa tidak kembali merenggut nyawa atau melukai warga.
Di tengah duka mendalam, Isaemiy, kerabat sekaligus saksi mata kejadian nahas yang menimpa Elvia Agustina, menyuarakan kekecewaan yang mewakili keluarga besar korban. Dengan suara bergetar menahan marah dan sedih, ia berdiri di lokasi kecelakaan, menatap kabel melintang yang masih menggantung, menjadi simbol dari kelalaian dan lemahnya tanggung jawab.
"Pengusaha jaringan internet di Meranti ada empat, tapi tidak ada yang mengaku bahwa kabel itu milik mereka," ucapnya, sambil menunjuk tiang yang menyangga kabel tanpa identitas itu.
Pernyataan itu bukan hanya gugatan moral, tapi juga jeritan batin dari keluarga yang sedang berjuang melihat anggota mereka terbaring tanpa kesadaran di ruang HCU. Isaemiy tidak hanya menyayangkan insiden ini, tetapi juga menyayangkan sikap saling lempar tanggung jawab dari pihak-pihak yang seharusnya bisa berdiri tegak menjawab persoalan.
“Kami, mewakili warga, berharap agar pihak terkait tidak lepas tangan. Harus ada kejelasan dan pertanggungjawaban dari pemilik jaringan tersebut,” tegasnya kepada wartawan, dengan sorot mata yang tajam dan penuh desakan keadilan.
Ia juga meminta pihak berwenang segera turun tangan menyelidiki dan mengusut tuntas asal-usul kabel tersebut, sekaligus mengevaluasi seluruh instalasi kabel internet di daerah tersebut. Tidak boleh ada lagi kabel sembarangan yang melintang, tidak boleh ada lagi korban yang jatuh karena kelalaian yang dianggap sepele. (R-01)
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
Sebagian Wilayah Riau Akan Diguyur Hujan Hari Ini
RiauAkses.com, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) PekanbaruPolisi Ringkus Kurir 25 Kg Sabu, Pelaku Sempat Kabur
RiauAkses.com, Pelalawan – Tim Opsnal Subdit I Direktorat Reserse NarkobaHadapi Karhutla, BNPB Gelontorkan Rp165 Ribu/Hari untuk Personel Satgas Darat Riau
RiauAkses.com, Pekanbaru - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNIMengenang Gugurnya Pratu Wahyudi: Pengorbanan di Tengah Amuk Karhutla Riau
RiauAkses.com, Pekanbaru - Pada Agustus 2016, Riau dilanda musibah kebakaran hutan dan lahanIni Hasil Pertemuan Pemkab Siak-APHI Terkait Konflik Lahan PT SSL dengan Masyarakat
RiauAkses.com, Siak – Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Provinsi Riau menegaskan







Komentar Via Facebook :