Home / Ekonomi /
Sawit Topang Ekonomi Riau dan Indonesia Saat Pandemi, Tapi Petani Malah Dirugikan
Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Rino Afrino. Foto: Net
RiauAkses.com - Boleh dibilang sawit jadi juru selamat bagi Riau dan Indonesia saat Pandemi Covid-19. Buah emas ini merupakan salah satu penopang perekonomian tanah air di masa pagebluk. Di Riau, sawit menjadi penyumbang devisa ekspor tersebar selain industri migas.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Rino Afrino. Dia menyebut, 16 provinsi, termasuk Riau, yang memiliki industri sawit mampu bertahan di masa pandemi.
“16 provinsi yang memiliki sawit tahan di masa pandemi karena sawit komoditas internasional. Harganya ditentukan pasar internasional,” jelasnya, Selasa (27/12/2022)
Oleh karena itu, kata Rino, seharusnya industri sawit dikelola dengan tertib agar menguntungkan semua pihak, terutama petani. Namun, di sisi lain harga sawit justru malah kerap tidak maksimal diregulasi.
Hal ini dikarenakan mayoritas perusahaan sawit belum ikut pada ketentuan harga pasar. Dari lima ratus lebih perusahaan dan pabrik sawit, hanya belasan saja yang mengetahui patokan.
“Ada 390 perusahaan di Riau, 287 pabrik. ketentuan harga hanya diikuti oleh 15 perusahaan. Harga TBS ada tangga yang membuat harga petani tak proporsional,” jelas Rino.
Akibatnya, para petani yang menjual sawit ke perusahaan tak memperoleh harga maksimal alias murah. Tentu dalam hal ini petani justru dirugikan.
Ia meminta pemerintah bertindak tegas mengatur harga. Sehingga Harga sawit di tingkat petani bisa dimaksimalkan.
Selain itu, kebijakan ekspor sawit pun ia tekankan perlu dipertimbangkan. Rino menyoroti kebijakan menahan impor sawit beberapa waktu lalu. Kebijakan itu membuat harga di tingkat petani terjun bebas karena perusahaan menolak membeli.
“Posisi petani lemah hanya bisa simpan 2 hari. (Sementara) tangki (pabrik) bisa satu bulan. Jelas kita dirugikan, makanya protes,” ungkapnya.
Rino juga berharap program-program seperti Peremajaan Sawit Rakyat, dana hibah pendidikan dan pengembangan bisa dikucurkan sehingga membantu petani dan pengusaha sawit.
Disebutnya, hal ini perlu menjadi sorotan. Sebab bayang-bayang resesi di 2023 menjadi kekhawatiran. Ia mengingatkan sawit adalah salah satu komoditas paling berdampak di ekonomi Indonesia.
“Pasca minyak goreng langka, apa yang berdampak pada kesejahteraan menjadi sorotan. 2023 gelap, jangan yang terang menjadi gelap,” tutupnya. (CR-02)
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
Ini Respon Ombudsman Riau Soal Penolakan Pub Malam Joker Poker
RiauAkses.com, Pekanbaru - Keberadaan Jerome Polloseum (JP) atau yang sebelumnya dikenal sebagaiKPU Riau Gelar Rakor Bahas TPS Lokasi Khusus untuk Pegawai Pabrik
RiauAkses.com, Pelalawan - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau melaksanakan Rapat KoordinasiDua Desa di Rohil Kebanjiran, 3 Posko Didirikan untuk Tampung Ribuan Pengungsi
RiauAkses.com, Rokan Hilir – Banjir yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Rokan HilirBPK Temukan Pemborosan Gaji Tenaga Ahli Bupati Kepulauan Meranti, Diisi Tim Pemenangan Pilkada?
RiauAkses.com, Selatpanjang – Berdasarkan Laporan Hasil (LHP) audit Badan Pemeriksa KeuanganPengaspalan Kok di Akhir Tahun, Bikin Jalan Lintas Sumatera di Rohil Macet Sampai 2 Kilometer
SABANGMERAUKE NEWS, Rokan Hilir – Arus lalu lintas di wilayah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil)







Komentar Via Facebook :