Home / Riau /
Menjahit Harapan dari Ujung Negeri, Persoalan Infrastruktur Kepulauan Meranti Disampaikan di Hadapan Gubernur Riau

Penyampaian keluh kesah masyarakat Kepulauan Meranti oleh Bupati Kepulauan Meranti, Asmar. Foto: SM News
RiauAkses.com, Kepulauan Meranti - Di tengah hangatnya diskusi Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan se-Provinsi Riau, Kamis pagi itu (17/4/2025), suara dari negeri Sagu, kabupaten bungsu perlahan menyita perhatian.
Dari kursi peserta di Ruang Melati, Kantor Gubernur Riau, Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar dengan seksama menyampaikan satu demi satu kebutuhan yang selama ini menjadi keresahan warganya.
Dengan nada tenang namun penuh tekanan kepedulian, Asmar membuka kisah tentang Jembatan Selat Akar di Kecamatan Tasik Putri Puyu. Sebuah infrastruktur vital yang sempat menjanjikan harapan konektivitas, namun kini terbengkalai—ditinggal kontraktor, meninggalkan lubang di tengah jalur penghubung dan hati masyarakat.
"Kami minta kepada Pak Gubernur, jembatan ini bisa segera diselesaikan karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat," ujarnya.
Tak berhenti di situ, Asmar juga mengingatkan soal Jembatan Panglima Sampul, Kecamatan Tebingtinggi Barat, yang hingga kini masih menjadi penghalang utama aktivitas harian.
“Semoga Jembatan Panglima Sampul
tahun ini juga bisa segera dikerjakan,” harapnya, menggantungkan doa yang dibawa dari desa-desa terpencil di pulau-pulau kecil.
Namun, bukan hanya cerita tentang kekurangan. Dengan ucapan syukur, Asmar juga menyampaikan apresiasi atas jalan Alai-Mengkikip yang kini bisa dilalui warga. Meski masih butuh sentuhan akhir berupa hotmix, jalan itu sudah seperti urat nadi baru bagi denyut ekonomi masyarakat.
Yang paling menyentuh adalah ketika ia bicara tentang abrasi. Pulau Rangsang, salah satu pulau terluar Indonesia, perlahan kehilangan garis pantainya. Dari total 148 kilometer yang terkikis gelombang, baru 3,18 kilometer yang tersentuh pembangunan pemecah ombak.
“Kami mohon, Pak Gubernur, bantu suarakan ini ke pusat. Jangan biarkan pulau kami terus terkikis, perlahan menghilang dari peta,” pintanya lirih namun tegas.
Mendengar itu, Gubernur Riau Abdul Wahid merespons dengan semangat kolaboratif. Ia menegaskan bahwa suara-suara dari daerah seperti ini adalah ruh dari Rakor itu sendiri. “Semua akan kita bawa bersama ke pusat, dan kita perjuangkan sesuai jalurnya,” ungkap Wahid.
Rakor hari itu bukan sekadar pertemuan teknis. Ia menjadi panggung suara rakyat dari Kepulauan Meranti yang selama ini tenggelam di antara arus utama. Dari ruang Melati, harapan itu kini meluncur ke pusat kekuasaan, membawa asa bahwa pembangunan tidak hanya milik daratan, tetapi juga pulau-pulau yang menjaga perbatasan negeri. (R-01)
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
BNPB Ulurkan Bantuan Krusial: Tiga Helikopter Water Bombing Dikerahkan untuk Antisipasi Karhutla di Riau
RiauAkses.com, Pekanbaru - Sebagai respons cepat terhadap potensi ancaman Kebakaran Hutan danGubri Wahid Pastikan Sekolah Rakyat di Riau Siap Dibuka Tahun Ini
RiauAkses.com, Pekanbaru - Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid memberikan tanggapan positifInilah Makna Green Policing, Solusi Ekologi yang Diperkenalkan Kapolda Riau
RiauAkses.com, Pekanbaru - Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan memperkenalkan konsep green policingPAW di DPRD Riau, Zulaikha Wardan Resmi Gantikan Ferriyandi
RiauAkses.com, Pekanbaru – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau menggelarCuaca Riau Kamis 17 April 2025: Waspadai Hujan Lebat Disertai Petir di Inhu, Inhil, Kampar dan Kuansing
RiauAkses.com, Pekanbaru – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun
Komentar Via Facebook :