Home / Riau /
Sudah Lama Digagas Sebagai Kawasan Strategis, Konsep Kota Metropolitan Pekansikawan Belum Terintergritas Satu Sama Lain
Ilustrasi Pekansikawan
RiauAkses.com, Pekanbaru - Kawasan Pekanbaru, Kampar, Siak, dan Pelalawan (Pekansikawan) telah lama digagas sebagai Kawasan strategis Provinsi Riau.
Wilayah Pekansikawan yang memiliki penduduk 2,3 juta jiwa sudah masuk ke dalam kategori Kota Metropolitan.
Namun hingga kini, konsep kota metropolitan itu belum terintegrasi satu sama lain. Akses antar kota dinilai masih terbatas untuk mengakomodir mobilitas penduduk.
"Konsep ini kan kota metropolitan yang saling terintegrasi dan mendukung. Sampai saat ini Pekansikawan yang dicanangkan sejak hampir satu dekade lalu belum terealisasi maksimal ya," ungkap Wakil Ketua DPRD Riau, Hardianto, Senin (6/3/2023).
Ia menyayangkan progress Pekansikawan yang dinilai berlangsung lamban. Padahal, Rancana pembangunan Pekansikawan sudah dicetus dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau nomor 10 tahun 2018 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Riau tahun 2018-2038.
Menurut Hardianto, jika diseriusi Pekansikawan bisa memperluas pembangunan dan pertambahan penduduk yang saat ini bertumpuk di kota Pekanbaru saja.
"Setahu saya sudah, zaman pak Andi Rahman. Saya tak mengerti juga kenapa ini tak diseriusi. Padahal kan ini perluasan dan pengembangan pembangunan," ungkap Hardianto.
Hingga saat ini, gagasan integrasi Pekansikawan justru getol disampaikan Pemerintah Kota Pekanbaru yang memang digagas mantan Walikota Pekanbaru, Firdaus sejak 2016 lalu.
Posisi Pekanbaru memang diketahui amat sentral, tak cuma di Riau namun juga Sumatera. Di tahun 2021 misalnya, Kota Pekanbaru ditetapkan oleh BRIN (Badan Riset Nasional) sebagai daerah yang memiliki daya saing sangat tinggi.
Pekanbaru merupakan kota dengan perputaran uang tertinggi di luar pulau Jawa dan merupakan kota tujuan investasi nasional selama lebih kurang 8 tahun berturut-turut.
Hal ini dikatakan Hardianto perlu didukung sekaligus mendukung percepatan pembangunan di kawasan metropolitan lain. Jika tak terintegrasi, maka Pekansikawan hanya akan sebatas angan-angan.
"Seharusnya tak hanya bicara kepentingan kota Pekanbaru, tetapi juga Kabupaten kota lain di Pekansikawan. Ini tergantung kemauan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten,"
Ia mengakui, pengintegrasian Pekansikawan sebagai Metropolitan bukan hal mudah. Ia mencontohkan kawasan megapolitan Makassar-Maros Sungguminasa-Takalar (Mamminasata) di Sulawesi Selatan yang pengembangannya dibantu Japan International Cooperation Agency (JICA).
Diketahui saat ini Pekansikawan masuk menjadi bagian Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yakni koridor Pekanbaru dan koridor Batam, yakni menjadi koridor pusat ekonomi.
Saat ini telah disusun Masterplan Kerjasama Pekansikawan 2016, Kajian Investasi dan Spasial
serta Amdal tahun 2017. Dukungan sektor dan korporasi dalam pengembangan kawasan
Pekansikawan meliputi Sarana Pendidikan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, Industri Pulp dan Rayon terbesar di Asia (RAPP dan Indah Kiat) dan industri perkebunan, Hutan Tanaman dan Perkebunan Kelapa Sawit, dan Pariwisata.
Namun disayangkan, Pekansikawan tidak masuk dalam rencana pembangunan 10 Kawasan Metropolitan baru seiring rencana pemindahan ibu kota.
10 kawasan yang masuk menjadi kawasan metropolitan baru adalah Mebidangro (Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Karo), Patungraya Agung (Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir), Jabodetabekpunjur (DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Cianjur).
Kemudian, Cekungan Bandung (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi), Kedungsepur (Kab. Kendal, Kab. Demak, Kota Semarang, Ungaran Kab. Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi Kab. Grobogan).
Selanjutnya, Gerbangkertosusila (Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bangkalan), Banjar Bakula (Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut),
Serta Sarbagita (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan), Mamminasata (Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar) dan Bimindo (Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara).
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
Sesuai Janji Politik, Adil Naikkan Gaji Honorer, Tapi Belum Berlaku Buat Pasukan Kuning
RiauAkses.com, Selatpanjang - Janji politik pasangan Bupati Kepulauan Meranti MuhammadRumah Makan Diduga Jadi Tempat Penimbunan BBM, Kasi Humas Polres Rohil: Tidak Ada Aktivitas
RiauAkses.com, Rokan Hilir - Rumah Makan Semoga Jaya milik Maysarah Br Sitorus di Jalan LintasPulau Merbau di Kabupaten Kepulauan Meranti Terisolir, Dewan Ingatkan Ancaman Nasionalisme
RiauAkses.com, Pekanbaru - Anggota DPRD Riau Dapil Bengkalis, Dumai, Meranti, Edy Yatim melakukanSeorang Pengedar Narkoba di Tembilahan Diamankan Polisi Bersama 6 Paket Sabu Siap Edar
RiauAkses.com, Inhil - Polsek Tembilahan Hulu Polres Inhil berhasil meringkus seorang priaBMKG Imbau Warga Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Riau
RiauAkses.com, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru







Komentar Via Facebook :